Penyuluhan / Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang “Manajemen Nyeri” bersama Syarwani, S.Kep, Ns

Pada hari Rabu, 28 Nopember 2018 Pukul 09.00 WIB, Kegiatan Rutin PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit), bertempat di Ruang Siaran Radio Siaran Pemerintah Daerah (91,4 FM) Kab. Kapuas dilaksanakan Penyuluhan / Promosi Kesehatan Rumah Sakit oleh Syarwani, S.Kep, Ns (Perawat RSUD Kab. Kapuas), beserta Tim PKRS dengan Materi Penyuluhan tentang “Manajemen Nyeri”.

Syarwani menjelaskan, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Secara umum nyeri dapat didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun berat. Nyeri dapat dibedakan nyeri akut dan nyeri kronis (Priharjo, 1993). Nyeri juga merupakan mekanisme protektif bagi tubuh, yang timbul bila jaringan rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut. Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan terjadi yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan ( Torrance, 1997).

Penyebab Nyeri
1. Trauma

a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis


c. Sifat-Sifat Nyeri
1.Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi.
2.Nyeri bersifat subjektif dan indvidual.
3.Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah.
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang tau kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis.
7. Nyeri merupakan tanda adanya kerusakan jaringan.
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan.
9. Persepsi yang salah mengenai nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal.

Macam-macam nyeri
Berdasarkan sumbernya nyeri dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Cutaneus superficial, yaitu nyeri yang mengenai jaringan sub kutan, biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Contoh : terkena ujung pisau atau gunting.
2. Deepsomatic (nyeri dalam), yaitu nyeri yang muncul dari ligamen, pembuluh darah, tendon dan saraf, mnyebar dan lebih lama dari cutaneus. Contoh : sprain sendi.
3. Viseral (pada organ dalam), yaitu stimulasi reseptor nyeri didalam rongga abdomen, cranium, thorax. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia.

Berdasarkan penyebab, nyeri dibagi 2 yaitu :
a. Nyeri fisik, bisa terjadi karena stimulasi fisik.contoh fraktur femur.
b. Nyeri Psikogenik, terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah diidentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari. Contoh : orang yang marah tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.

Bedasarkan lama atau durasinya, nyeri dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Nyeri akut adalah nyeri dengan tanda inflamasi, biasanya berlangsung beberapa hari sampai proses penyembuhan. Tanda- tanda utama inflamasi adalah: rubor (kemerahan jaringan), kalor (kehangatan jaringan), tumor (pembengkakan jaringan), dolor (nyeri jaringan), fungsio laesa (kehilangan fungsi jaringan).
b. Nyeri kronik adalah nyeri tanpa tanda inflamasi, waktu berlangsungnya lama atau merupakan ikutan dari proses akut, dimana nyeri masih berlangsung meskipun kerusakan jaringan sudah sembuh. Nyeri kanker merupakan kombinasi dari nyeri akut dan nyeri kronis dimana ada suatu proses inflamasi kemudian nyeri berlangsung terus- menerus sesuai dengan perkembangan kankernya, bilamana kanker tidak ditangani.

Numeric Rating Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang usianya lebih 8 tahun. Pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
 0 = Tidak nyeri
 1 – 3 = Nyeri ringan ( sedikit mengganggu aktivitas sehari – hari)
 4 – 6 = Nyeri sedang ( gangguan nyata terhadap aktivitas ehari-hari )
 7 – 10 = Nyeri berat ( tidak dapat melakukan aktivitas sehari –hari )

Dalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan, antara lain :

  • Stimulas kutaneus
    Merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan nyeri. Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
    • Kompres dingin
    • Analgetic ointments
    • Counteriritan, seperti plester hangat
    • Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area nyeri
  • Distraksi
    Merupakan teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang. Teknik distraksi dapat dilakukan diantaranya dengan cara :
    • Nafas dalam lambat dan berirama
    • Massage and slow, rhythmic breating
    • Rhythmic singing and tapping
    • Active listening
    • Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa dengan mendengarkan musik yang lembut)
  • Anticipatory Guidance
    Merupakan teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya misinterpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman apa yang diharapkan. Informasi yang diberikan kepada klien diantaranya :
    • Penyebab nyeri
    • Proses terjadinya nyeri
    • Lama dan kualitas nyeri
    • Berat-ringannya nyeri
    • Lokasi nyeri
    • Informasi tentang keamanan yang akan diberikan kepada klien
    • Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi nyeri
    • Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur
  • Relaksasi
    Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
    • Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres.
    • Menurunkan nyeri
    • Menolong individu untuk melupakan nyeri
    • Meningkatkan periode istirahat dan tidur
    • Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
    • Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
    Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi antara lain sebagai berikut :
    • Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
    • Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
    • Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
    • Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan – lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
    • Ulangi langkah diatas dan konsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
    • Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *